6 Contoh Ambiguitas

Ambiguitas adalah karakteristik dari sebuah kata yang memiliki makna ganda atau yang menimbulkan keraguan akan artinya. Frasa atau kata yang ambigu sering menimbulkan ketidakpastian tentang apa yang dikatakan.

Ambiguitas dapat bersifat leksikal atau struktural. Itu leksikal ketika kata yang digunakan memiliki lebih dari satu makna, itu struktural ketika cara kata itu ditempatkan dalam frasa menyebabkan keraguan mengenai makna yang digunakan.

Berikut adalah beberapa contoh ambiguitas:

1. John pergi setelah taksi berjalan

Dalam kalimat ini, ambiguitas terjadi melalui penggunaan kata running . Ngomong-ngomong kata itu diletakkan tidak mungkin untuk memastikan tentang arti sebenarnya dari frasa.

Ada dua kemungkinan interpretasi: John harus mengejar taksi untuk sampai ke sana atau taksi berjalan dengan kecepatan tinggi dan John harus mengejarnya.

Untuk mengakhiri ambiguitas, frasa dapat ditulis seperti ini:

  • John berlari mengejar taksi.
  • John mengikuti taksi yang berlari.

2. Ana menemukan manajer toko bersama saudara lelakinya

Dalam contoh ini makna ganda frasa terjadi sehubungan dengan ekspresi kakak Anda .

Dari cara kalimat itu ditulis, tidak mungkin untuk mengetahui apakah saudara laki-laki dalam kalimat itu adalah saudara laki-laki Ana atau saudara laki-laki manajer toko.

Solusi penulisan untuk meninggalkan kalimat dengan jelas:

  • Ana menemukan saudara lelakinya dengan manajer toko.
  • Ana menemukan manajer toko bersama saudaranya.

3. Ayah saya meninggalkan toko sepatu.

Contoh ini juga menyisakan makna di mana kata sepatu digunakan. Dari cara frasa ditulis, tidak mungkin menyatakan bahwa itu adalah toko yang menjual sepatu atau jika ayah meninggalkan toko yang sudah memakai sepatu baru.

Untuk mengakhiri ambiguitas, frasa dapat ditulis ulang seperti ini:

  • Ayah saya meninggalkan toko mengenakan sepatunya.
  • Ayah saya meninggalkan toko yang menjual sepatu.

4. Dia duduk di kursi dan mematahkan lengannya.

Ini adalah contoh dari ambiguitas leksikal, karena kata arm dapat memiliki lebih dari satu makna: lengan kursi atau lengan orang. Dalam konstruksi frasa ini tidak jelas lengan mana yang patah.

Untuk mengatasi ambiguitas:

  • Dia duduk dan lengan kursi patah.
  • Dia duduk di kursi dan mematahkan lengannya.

5. Saya mengunjungi gereja di negara yang mengalami serangan itu

Ini adalah contoh lain dari ambiguitas yang terjadi karena cara kalimat itu disusun. Dalam situasi ini diragukan apakah gereja atau negara yang menderita serangan itu.

Ungkapan itu bisa ditulis dengan cara lain untuk mengakhiri ambiguitas.

  • Saya mengunjungi gereja yang menderita serangan itu.
  • Saya mengunjungi sebuah gereja di negara itu yang menderita serangan itu.

6. Disetujui bahwa kami akan bertemu di bank

Ini adalah contoh lain dari ambiguitas leksikal karena kata bank dapat memiliki lebih dari satu makna. Dalam hal frasa ini, tidak mungkin mengetahui di bank mana rapat ditandai.

Solusi Menulis Ulang:

  • Disetujui bahwa kami bertemu di bangku di alun-alun.
  • Disetujui bahwa kita akan bertemu di bank tempat kita meminjam.

Lihat juga makna Ambiguous, Ambiguous, dan Disambiguated.